sistem transportasi
Sebelum membahas pendekatan sistem
lebih lanjut, perlu diutarakan tentang pengertian sistem. Banyak ahli yang
telah mendalami sistem sesuai dengan kebutuhannya sehingga definisinyapun
beragam. Jogiyanto (2005:34) mendefinisikan sistem melalui dua pendekatan,
yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur,
sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai
tujuan tertentu. Sedangkan dengan pendekatan komponen dapat didefinisikan
sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu, menurut Prahasta (2005:37) sistem dapat didefinisikan sebagai objek, ide, berikut saling keterhubungannnya (interelasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Sistem juga dipandang sebagai suatu kumpulan objek yang terangkai dalam interaksi dan saling ketergantungan yang teratur (Gordon, 1995). Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem bermakna sebagai satu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terikat dalam interaksi dan saling ketergantungan guna mencapai tujuan.
Sementara itu, menurut Prahasta (2005:37) sistem dapat didefinisikan sebagai objek, ide, berikut saling keterhubungannnya (interelasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Sistem juga dipandang sebagai suatu kumpulan objek yang terangkai dalam interaksi dan saling ketergantungan yang teratur (Gordon, 1995). Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem bermakna sebagai satu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang terikat dalam interaksi dan saling ketergantungan guna mencapai tujuan.
Selanjutnya pengertian mengenai sistem transportasi dapat
dipahami melalui dua pendekatan yaitu: sistem transportasi menyeluruh (makro)
serta sistem trasnportasi mikro yang merupakan hasil pemecahan dari sistem
transportasi makro menjadi sistem yang lebih kecil yang masing-masing saling
terkait dan saling mempengaruhi. Sistem transportasi mikro terdiri dari (Tamin,
2000):
1. Sistem Kegiatan
Sistem kegiatan atau tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem ini merupakan sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
2. Sistem Jaringan
Sedangkan sistem jaringan merupakan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana/infrastruktur) tempat moda transportasi bergerak. Sistem jaringan meliputi: sistem jaringan jalan raya, kereta api, terminal bis, stasiun kereta api, bandara dan pelabuhan laut.
3. Sistem Pergerakan
Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan. Sistem pergerakan yang ada merupakan sistem pergerakan orang dan manusia.
4. Sistem Kelembagaan
Sistem kelembagaan merupakan instansi yang mengatur sistem transportasi beserta kebijakan-kebijakan yang mengaturnya.
Sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu juga perubahan sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Sistem pergerakan memegang peranan penting dalam menampung pergerakan agar tercipta pergerakan yang lancar dan pada akhirnya juga pasti mempengaruhi kembali sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada dalam bentuk aksesibilitas dan mobilitas. Ketiga sistem mikro ini saling berinteraksi dalam sistem transportasi makro. Interaksi antar sistem tersebut dapat membentuk sistem transportasi makro yang dijelaskan dalam gambar berikut (Tamin, 2000).
1. Sistem Kegiatan
Sistem kegiatan atau tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Sistem ini merupakan sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
2. Sistem Jaringan
Sedangkan sistem jaringan merupakan moda transportasi (sarana) dan media (prasarana/infrastruktur) tempat moda transportasi bergerak. Sistem jaringan meliputi: sistem jaringan jalan raya, kereta api, terminal bis, stasiun kereta api, bandara dan pelabuhan laut.
3. Sistem Pergerakan
Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan. Sistem pergerakan yang ada merupakan sistem pergerakan orang dan manusia.
4. Sistem Kelembagaan
Sistem kelembagaan merupakan instansi yang mengatur sistem transportasi beserta kebijakan-kebijakan yang mengaturnya.
Sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu juga perubahan sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Sistem pergerakan memegang peranan penting dalam menampung pergerakan agar tercipta pergerakan yang lancar dan pada akhirnya juga pasti mempengaruhi kembali sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada dalam bentuk aksesibilitas dan mobilitas. Ketiga sistem mikro ini saling berinteraksi dalam sistem transportasi makro. Interaksi antar sistem tersebut dapat membentuk sistem transportasi makro yang dijelaskan dalam gambar berikut (Tamin, 2000).
Gambar 2.1
Sistem
Transportasi Makro
Sumber:
Tamim (2000)
Dengan
demikian, sistem transportasi dapat dipahami melalui dua pendekatan yaitu:
sistem transportasi menyeluruh (makro) serta sistem trasnportasi mikro yang
merupakan hasil pemecahan dari sistem transportasi makro menjadi sistem yang
lebih kecil yang masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi. Sistem
tersebut terdiri dari: sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem pergerakan dan
sistem kelembagaan.
Referensi:
Davis, Gordon B., 1995, Management Information System, 7th Edition, New York: McGraw-Hill Book Company
Tamin, Ofyar. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.
Referensi:
Davis, Gordon B., 1995, Management Information System, 7th Edition, New York: McGraw-Hill Book Company
Tamin, Ofyar. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar